April 14, 2010


APA ARTI KEMATIAN ?

“Carilah kematian, niscaya

Kau dapati kehidupan.” (Abu Bakar)

Aneh sekali…

Apa arti kalimat itu?

Bisakah kau jelaskan

Karena ini sungguh mengherankan

Makna jadi dibolak balikkan

Bagaimana mungkin

Mati mendapat kehidupan

Bukankah mati akhir kehidupan?

Apa sebenarnya arti kematian?

Bukankah berpisahnya ruh dari badan?

Terhentinya pernafasan

Dan selesainya tugas jantung memompakan

Darah segar ke seluruh bagian?

Oh, kasihan sekali

Kau tertipu kebodohanmu sendiri

Kalau mati hanya seperti itu,

Apa beda dirimu

Dengan binatang berkuku?

Mati, dan semua berlalu…

Bukan seperti itu yang berlaku

Mati dan selesai semua urusan.

Kamulah yang sebenarnya aneh

Tak paham apa arti kematian

Padahal sudah ada sejak kau bayi

Menempelmu dekat sekali

Sepanjang umurmu kau lihat

Ribuan orang menjadi mayat

Diangkat

Ditanam diliang lahat

Tapi sebenarnya ia tetap ada

Hidup dan bisa merasa

Sengsarakah

Atau bahagia…

Salahmu sendiri

Tak juga itu kau pahami

Sebagai nasihat yang berarti

Tak juga kau bisa mengerti

Apa sesungguhnya mati

Sungguh ,

Di balik itu ada hidup abadi

Tiada pengulangan

Tiada perbaikan

Tidak juga nilai tambahan

Mati berarti selesai segala urusan

Hilang peluang

Dan habis semua kesempatan

Kau hanya akan menunggu

Mengandalkan sedikit amalmu

Karena…

Hanya itu yang akan membantu

Setelah itu,

Kau akan hadapi masalah baru

Karena kini kau telah berada

Dalam dimensi yang berbeda

Mulutmu tak bisa lagi bicara

Meski dulu kau si jago retorika

Kini giliran kaki tangan berkata

Juga hidung, telinga dan mata

Semua akan menjadi saksi

Atas apa yang telah terjadi

Di sepanjang hayatmu

Setiap harinya

Setiap detiknya

Tak ada yang lewat

Semua rapi tercatat

Catatan yang sangat akurat

Jangan, jangan kau membuat siasat

Menghindar dari si pencatat

Atau berharap dosamu menguap

Betapa kerdil

Betapa degil

Mari kesini…

Akan kuceritakan padamu

Bahwa kematian sungguh mengerikan

Tak ada kesenangan

Tak ada kegembiraan

Yang ada hanya kesakitan

Ingatlah,

Jangan pernah menyia-nyiakan

Kesempatan hidup.

Lihatlah…

Jika dirimu terbujur

Akan datang padamu

Seseorang yang mendekat

Sangat-sangat dekat

Itulah saat dirimu sekarat

Kau tahu…?

Siapa yang datang itu

Dialah sang penjemput

Dimana tak seorangpun kan luput

Meski kau digedung tinggi

Masuk ke perut bumi

Atau dalam kawalan ribuan polisi

Ah konyol kamu

Sungguh, kau takan mampu

Menghindar darinya

Karena baginya cuma punya satu misi :

Sekarang saatnya!

Sekarang, tak bisa ditunda!

Kau tak bisa apa-apa

Lihatlah,

Kau pasti mengenalnya

Ya, dialah sang pencabut

Benar, dialah malakul maut

Tidakkah kau takut mendengar namanya

Lutut gemetar

Lidah kelu dan bibir kaku

Bersiaplah…

Kini giliranmu…

Ooo.. jangan menjerit dulu,

Karena itu belum apa-apa

Tidakkah hidungmu menangkap

Bau anyir busuk menyengat

Membuat lambungmu teraduk-aduk

Naik ke tenggorok

Melekat di lidah yang basah

Kau mau muntah

Tapi tak bisa

Masuk lagi ke perut

Dan mengobok-obok sisi lambungmu

Kini,

Ia semakin mendekat

Dan lihatlah,

Sosok dua depa di depanmu

Sekarang berteriaklah!

Karena kau takan mampu diam

Melihat wajah sungguh mengerikan

Tak pernah ada dalam bayangan

Meski kau penggemar film horor

Yang kasar

Penuh darah berceceran

Pembunuhan sadis

Pembantaian brutal…

Tak berarti apa-apa

Kau semakin keras berteriak

Tapi teriakanmu tak terdengar siapa-siapa

Meski suara menembus awan di atas sana

Kau terus berteriak

Hingga bibir atasmu menyentuh hidung

Kini jaraknya semakin dekat

Ia terus saja merapat

Lalu tangannya menyentuhmu

Kau merasakan panas terbakar

Kau kembali menjerit, berteriak

Aaaaaauuu…aaaaaauuu…aaaaauuu…

Diusapnya kini ubun-ubunmu

Kau merasa tusukan seribu paku

Ia siap mencabut ruhmu dari jasad

Dengan tarikan kasar

Sungguh sangat kasar

Dan kau kini melolong

Aaaaaauuu…aaaaaauuu…aaaaauuu…

Kau tahu,

Betapa keras memisahkan ruhani dari jasadmu

Karena kecintaanmu pada dunia

Karena kebencianmu pada mati

Seperti menarik kawat berduri

Yang terkait pada tumpukan kapas

Tidak bisa lepas

Terus ditarik terkelupas

Tarikan semakin keras

Jeritan semakin keras

Aaaaaauuu…aaaaaauuu…aaaaauuu…

Ia semakin beringas

Tarikannya semakin keras

Jeritanmu semakin keras

Aaaaaauuu…aaaaaauuu…aaaaauuu…

Ia terus saja berbuat

Apa yang harus ia perbuat

Memindahkan duniamu ke akhirat

Kini tarikan lagi sangat kuat

Hingga memutuskan urat-urat

Pedih seluruh syaraf

Ngilu setiap persendian

Kau merasakan sakit yang sangat

Tapi kau cuma bisa menjerit

Aaaaaauuu…aaaaaauuu…aaaaauuu…

Tak ada yang mendengar

Tak ada yang menolong

Tak ada yang peduli

Tunggu,

Lihat dengan seksama

Dapatkah kau kenali jasad itu

Mirip benar dengan wajahmu

Namun kini sudah sangat jauh berbeda

Tak ada yang bisa dibanggakan

Tubuh kuatmu

Rambut indahmu

Mata jelimu

Senyum manismu

Lesung pipitmu

Lentik jarimu

Merdu suaramu

Semua hilang

Istri yang kau cinta

Semua sanak keluarga

Juga harta yang selalu kau jaga

Kau sungguh tak berdaya

Tergolek tak lebih onggokkan daging saja

Yang segera menyebar bau

Sungguh menjijikan

Perhatikan lebih jelas

Itu adalah dirimu

sumber : Pesona kata (http://dwifahrial.info/)

0 komentar :

Post a Comment